Telaah Keberadaan Tuhan (Part I)
Keberadaan Tuhan saat ini memang tidak bisa diindera, namun bukan berarti Tuhan itu misterius dan bukan pula tidak ada. Dalam Islam, keberadaan Tuhan bisa diindera jika seorang hamba menjadi kewarganegaraan surga. Ia tetap ada dan akan selalu ada mengawasi dan memperhatikan hamba-hambanya. Tuhan berada di dalam hati hamba-hamba yang meyakini keberadaan-Nya. Namun, sering kali manusia salah kaprah tentang Tuhan. Tuhan dimunculkan dengan bentuk perwakilan di muka bumi. Inilah akibat dari hasil imajiner yang tidak dipandu.
Ada banyak perwakilan Tuhan di dunia ini. Dan bentuknya yang bermacam-macam menandakan keragaman kesadaran manusia akan kehadiran-Nya. Sebut saja berhala-berhala di zaman jahiliyah, mereka mengasumsikan bahwa berhala sebagai penghubungan antara mereka dengan Tuhan. Adapula yang lebih kreatif, yaitu dengan mengasumsikan sesosok manusia merupakan jelmaan dari Tuhan.
Untuk yang terakhir ini, sebenarnya, banyak sekali celah untuk mementahkan konsep ketuhanannya. Seperti, berdasarkan keyakinan mereka Tuhan menjelma sebagai manusia. Secara logika kalau Tuhan menjelma sebagai manusia otomatis segala organ, anatomi, dan fisik lainya serupa dengan manusia. Misalkan, manusia punya hidung, telinga, mata, mulut, ketiak, alat kelamin, alat buang, perut dll, nah Tuhan yang menjelma sebagai manusia juga punya organ-organ seperti itu. Namun yang menjadi permasalahnnya adalah apakah mungkin Tuhan itu punya ingus dikarenakan ia punya hidung, apakah mungkin tiap pagi Tuhan membutuhkan toilet untuk membuang air seni dan kotoran di dalam perutnya?
Oleh karena itulah, imajinasi manusia tentang Tuhan itu sangatlah liar, jika tidak dibimbing oleh Tuhan sendiri. Untuk membimbing manusia tentang keberadaan-Nya, maka Tuhan perlu menegaskan keberadaan-Nya, pengakuan-Nya, sifat-sifat-Nya di dalam wahyu yang diturunkan kepada Nabi melalui malaikat Jibril as.
Tentang keberadaan-Nya, Tuhan menyebutkan di dalam wahyun-Nya Al-Mulk ayat 16.
ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَآءِ اَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُ
“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?”
Tentang pengakuannya sebagai Tuhan. Disebutkan-Nya di dalam Yunus ayat 3
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?"
Kemudian Thaha ayat 14
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."
Sedangkan tentang sifat wujud-Nya, ada di dalam surat As-syuraa ayat 11.
"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat"
Dengan adanya panduan atau petunjuk Tuhan tenang diri-Nya sendiri, maka manusia tidak perlu lagi berspekulasi tentang bagaimana bentuk dan keberadaan Tuhan. Karena ia tidaklah sama dengan sesuatu apapun di muka bumi ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar di sini.