Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang Saya

Museum Nasional Jakarta

Saya lahir pada 15 Juli 1988, berasal dari etnis Kerinci yang mendiami lembah di kaki gunug Kerinci-Jambi. Walaupun tinggal di lembah, tapi jangan menyangka kalau Kerinci merupakan daerah pedalaman. Justru Kerinci mempunyai keunikan tersendiri. Keunikannya terletak pada sebutan untuk kawasan ini yaitu kota di tengah hutan.

Nama lengkap saya Meri Fitrah, panggilan saya bisa Meri dan boleh juga Fitrah. Dahulu saya sering berontak kalau dipanggil Meri karena nama perempuan. Namun seiring berjalannya waktu saya sudah terbiasa dengan panggilan Meri. Selain terbiasa, nama Meri memberi manfaat buat saya berua saya mudah diingat. Hal ini dikarenakan awalnya orang sering menyangka kalau saya seorang perempuan, namun setelah bertatap muka mereka sering tertawa, tersipu malu dan bahkan ada yang minta maaf karena sudah terlanjur memanggil saya mba.

Sekarang kalau bertemu atau masuk komunitas baru saya lebih sering memperkenalkan diri saya dengan Fitrah. Alsannya hanya agar tidak menimbulkan kontroversi bagi orang baru. 

Pendidikan saya awalnya diajari oleh ayah dan ibu saya sendiri, baik pengajaran langsung, dengan teladan atau contoh dan pembiasaan. Setelah dewasa, saya sendiri merasakan hasil dari pendidikan ayah dan ibu. Sedangkan pendidikan formal diawali dengan SDN/ III Tebat Ijuk, tepatnya SD negeri yang terletak di kampung saya. Setelah itu saya melanjutkan pendidikan saya pada MTsN Air Hangat yang berada di desa Koto Majidin, desa tetangga. Dahulu saya dan sepupu berjalan melewati pinggiran sawah untuk mencapai sekolah. Ibu saya yang memilihkan sekolah MTs untuk saya, yang noabene nya adalah sekolahnya dahulu.

Kami (saya dan sepupu) ketika hendak berangkat ke sekolah pernah berpapasan dengan beberapa kelompok pria dewasa yang mengenakan sibow (kupluk) dan sarung. Kami melihat di dalam sarung yang mereka selempangkan terdapat ayam dan sebuah mesin tape. Pada saat berpapasan dengan mereka kami tidak menyemat curiga. Kami menganggap itu wajar-wajar saja karena memang cuaca pada saat itu masih dingin, dan lagi pula waktu berpapasan dengan kami mereka tersenyum. Namun setelah jauh dari mereka kami baru menyadari kalau mereka kelompok maling. Analisisnya pada waktu itu sederhana, mana ada orang bawa ayam dan mesin tape pagi-pagi. Sedangkan di depan mereka tidak ada pasar untuk menjual barang bawaan mereka.

Pendidikan tingkat atas saya adalah Pondok Pesantren Nurul Haq Semurup. Hal itu saya pilih karena mengikuti petunjuk atau arahan rencana dari ibu saya. Maksud saya begini, pada waktu saya kelas 3 SD saya bertanya pada ibu, "Mak, setelah SD saya melanjutkan kemana?" Ibu saya menjawab, "Setelah SD kamu masuk MTsN Air Hangat, setelah itu Pondok Pesantren Nurul Haq dan kamu harus lanjut ke perguruan tinggi." Sejak itu saya selalu mengingat arahan ibu saya, dan alhamdulillah item yang diarahkan oleh ibu saya tercapai satu persatu. Tahun 2005 saya tamat dari MA Ponpes Nurul Haq dan melanjutkan di STAIN Kerinci, perguruan tinggi yang diarahkan oleh ibu saya untuk memasukinya.

Pada waktu kuliah saya sering berfikir seperti ini, "Saya lahir, besar dan kuliah di Kerinci, masa harus mati juga di Kerinci? Saya harus merantau, melihat daerah dan negeri orang, bagaimana pun saya harus merantau." Dan Alhamdulillah sekarang saya sedang melanjutkan pendidikan strata dua saya di Universitas Ibn Khaldun Bogor jurusan pendidikan dan pemikiran Islam.

Pada suatu saat nanti saya harus berkeliling dunia untuk menebarkan manfaat, berupa ilmu dan pemikiran saya.
Saya sangat meyakini akan pertolongan dan prasangka Allah.
Allah tergantung pada prasangka hamba-Nya.
Bermimpilah dan Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kalian. Andrea Hirata

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar di sini.