Terjebak Dalam Pikiran "Tidak Mau Merepotkan Orang Lain."
Tulisan ini terinspirasi dari obrolan via ponsel antara saya dan adik kelas.
Sejatinya, tidak menyusahkan orang lain adalah sebuah sikap atau perbuatan yang baik, karena perbuatan tersebut dinilai dewasa dan mandiri. Akan tetapi,
Sejatinya, tidak menyusahkan orang lain adalah sebuah sikap atau perbuatan yang baik, karena perbuatan tersebut dinilai dewasa dan mandiri. Akan tetapi,
Sumber Gambar: www.upblackberry.com |
ada suatu masa di mana sikap tersebut tidak selamanya berbuah manis. Terdapat kondisi tertentu yang justru merugikan diri sendiri.
Ia menceritakan tentang kehidupan yang penuh perjuangan di Malaysia. Selain kuliah S2 (tanpa beasiswa), ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua pekerjaan, agaknya, sudah dikerjakan, mulai dari menjadi satpam, hingga pelayan restoran.
Terkadang ia menunggak pembayaran uang kuliah, hingga beberapa kali mendapat teguran dari universitas. Sampai akhirnya, datanglah suatu kondisi yang membuatnya benar-benar kesusahan, diakibatkan oleh faktor keuangan mulai menipis dan visa yang bermasalah. Hatta sampailah ia pada sebuah kesimpulan yang ekstrim, yaitu berhenti kuliah dan segera keluar dari Malaysia.
Sangat disayangkan, menurut saya, ia punya 'ideologi' yang cenderung kaku dan sudah tertancap kuat di dalam dirinya, bahwa ia tidak mau merepotkan orang lain. Padahal, ada banyak orang yang mau membantunya dari segi finansial atau yang lainnya. Hal ini terbukti ketika ia sudah berada di Indonesia, sahabatnya menelpon dan menyesalkan sikapnya yang tidak mau berbagi masalah.
Singkat cerita, ia berhikmah kepada saya, bahwa terkadang kita mudah sekali terjebak dalam pikiran tidak mau merepotkan orang lain. Hal ini, mungkin, disebabkan karena gengsi kita yang salah tempat. Ibarat renang, kita tetap keukeh dan yakin dengan pandaianya kita berenang walaupun perut sudah penuh dengan air karena tenggelam. Padahal sebagai makhluk sosial justru manusia membutuhkan manusia lain, butuh orang untuk mengatasi masalah orang.
Di dalam Islam pun sangat ditekankan untuk saling tolong menolong. Bahkan, ada banyak ajaran di dalam Islam yang membenarkan meminta bantuan kepada orang lain, seperti pinjam meminjam, gadai, mudharabah, dan lain-lain.
Terakhir. Sangat bagus punya 'ideologi' tidak mau merepotkan orang lain, namun yang lebih bagus lagi pandai dan lihai menempatkannya.
Wallahu A'lam bishawab.
Singkat cerita, ia berhikmah kepada saya, bahwa terkadang kita mudah sekali terjebak dalam pikiran tidak mau merepotkan orang lain. Hal ini, mungkin, disebabkan karena gengsi kita yang salah tempat. Ibarat renang, kita tetap keukeh dan yakin dengan pandaianya kita berenang walaupun perut sudah penuh dengan air karena tenggelam. Padahal sebagai makhluk sosial justru manusia membutuhkan manusia lain, butuh orang untuk mengatasi masalah orang.
Di dalam Islam pun sangat ditekankan untuk saling tolong menolong. Bahkan, ada banyak ajaran di dalam Islam yang membenarkan meminta bantuan kepada orang lain, seperti pinjam meminjam, gadai, mudharabah, dan lain-lain.
Terakhir. Sangat bagus punya 'ideologi' tidak mau merepotkan orang lain, namun yang lebih bagus lagi pandai dan lihai menempatkannya.
Wallahu A'lam bishawab.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar di sini.